- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tengah malam, aku masih terjaga seperti biasanya. Entah sejak kapan tengah malam seperti ini selalu masih ku temui. Orang-orang lain mungkin sudah banyak yang terlelap menemui mimpinya, atau sekedar melepas lelah untuk kembali berjibaku dengan dunia esok hari. Kondisi seperti itu agaknya lumrah di kotaku, Blitar. Tapi di sini, sangatlah berbeda. Waktu di kota ini terkesan sama saja, hanya warna langitnya yang sedikit berbeda. Kota yang selalu saja hidup.
Begitulah Jakarta. Aku terdampar di kota ini setahun lalu, kukira. Kata "terdampar" bagi orang lain agaknya kurang pas jika melihat untuk apa aku sampai di kota ini. Banyak orang mungkin mendambakan apa yang kucapai saat ini. Berada di pusat negara, dan bekerja di sana. Orang-orang mungkin bahagia jika mendapatkannya. Ku kira begitu, kebanyakan akan begitu. Setidaknya awalnya, entah saat menjalaninya. Semua serba tak terduga kan. Seperti kondisiku saat ini, membayangkannya saja tak pernah.
Begitulah cara kerja Tuhan. Entah ini benar atau tidak, tapi menurutku seperti itu. Tuhan kadang suka memberi kita, hambanya, sebuah kejutan. Menggagalkan rencana yang telah kita susun rapi. atau memberi kebahagiaan di saat tak ada satupun harapan tersisa. Haah (menghela nafas panjang). Aku suka tersenyum sendiri jika merenungkan hal ini. Betapa kita ini, manusia, tak berdaya di hadapan-Nya.
Jika mungkin orang memandang aku bisa di kota ini, dengan kondisi seperti sekarang ini, berkat usahaku, aku akan membantahnya. Tidak. Aku bukan siapa-siapa. Aku tak segigih orang kebanyakan. Aku juga tak sepintar beberapa orang. Aku sering mengidentifikasi diriku sendiri sebagai orang biasa. Orang biasa dengan kemampuan rerata, bahkan di beberapa hal sangat payah. Jadi, aku sendiri menolak kemungkinan yang saat ini sedang aku terima dan laksanakan. Sekali lagi, Tidak mungkin!
Semua ini berkat orang tuaku, Ibu dan Bapak. Aku sangat bersyukur mempunyai mereka berdua. Ibuku ini orang yang bisa dibilang suka terlalu memikirkan serius beberapa hal. Mudah khawatir, apalagi terhadap aku anaknya. Bapakku, orang yang tegas tapi sangat penyanyang. Mereka berdua orang yang taat beribadah, sangat percaya akan kekuatan Tuhan. Maka, tak tak heran ibadah dan doa-doa mereka bertebaran di ruang sembahyang rumahku. Untuk satu ini aku sangat malu dengan mereka.
Kata banyak orang, ridlo Tuhan ada pada ridlo orang tua. Murka Tuhan ada pada murka orang tua. Hubungan Tuhan dan orang tua sering digambarkan sangat dekat. Seakan Tuhan sengaja mensucikan orang tua, sehingga apa permintaan mereka akan dikabulkan oleh-Nya. Menurutku inilah kekuatan yang tak tertandingi di dunia ini. Sebuah ajian maha ampuh yang bisa membuat hal mustahil menjadi terjadi. Ialah doa orang tua.
Kita boleh saja mempunyai ilmu tinggi. Kita boleh saja punya kemampuan di atas semua orang. Kita boleh saja punya kewenangan yang sangat luas. Kita boleh saja mempunyai jabatan yang sangat tinggi. Hingga banyak hal yang bisa kita lakukan, bahkan kita ubah. Tapi, agaknya kita jangan sekali-sekali meragukan bahkan memandang sebelah mata doa orang tua kita. Apapun yang kita miliki, masih tidak seberapa dibandingkan dengan doa orang tua kita.
____________
Tulisan ini aku dedikasikan untuk Ibuku, yang tahun ini genap 5 (lima) tahun menghadap Tuhan.
Bahagia dan tenang di sana, Buk. Kita akan berkumpul lagi, Insyaallah.
Komentar
Aamiin... Buat orang tuamu terutama almarhum ah ibuk mu.... Rifqi
BalasHapus