- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
![]() |
Sumber foto: ayojakarta.com |
Nama Didi Kempot sangat familiar bagi ku dan kebanyakan orang jawa. Sejak kecil lagu-lagunya sering ku dengar di radio, di lapak-lapak kaset atau VCD pinggir jalan, dan di tempat-tempat hajatan. Lagu Didi kempot pada waktu itu merupakan lagu jawa yang mudah ku mengerti bahasanya. Saat lagu-lagu jawa umumnya menggunakan bahasa jawa halus, Didi Kempot membawakannya dengan bahasa jawa ngoko yang banyak digunakan oleh orang jawa di semua kalangan. Ditambah dengan banyak lokasi-lokasi seperti stasiun, terminal, atau tempat wisata yang lekat dengan masyarakat disematkan di lirik-liriknya. Citra ini yang kemudian lekat pada lagu-lagu Didi Kempot, dekat dengan semua kalangan.
...
Menurut cerita, Didi Kempot memulai karir dari bawah sekali sebagai pengamen jalanan. Beliau ngamen dari kota ke kota. Mulai Solo sampai Kota Metropolitan Jakarta. Dari sinilah lahir nama belakang kempot, singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar. Lagu-lagu yang beliau bawakan saat ngamen selalu lagu karyanya sendiri. Menurutnya, walau dihargai uang logam tapi itu sangat berharga karena itu merupakan penghargaan atas karyanya sendiri.
Beliau ini memang memiliki riwayat darah seniman kenthel dari orang tuanya. Bapaknya, Ranto Edi Gudhel adalah seorang seniman ketoprak dan lawak yang beken pada jamannya. Ibunya, Umiyati juga merupakan penyanyi campursari antar kampung. Kakaknya, Mamiek Prakoso merupakan pelawak legendaris dari Srimulat. Mungkin dari sini bisa kita lihat seni sudah menjadi jati diri dari Didi Kempot. Tak heran jika tercatat sekitar 800an lagu telah beliau buat. Jumlah yang tak sedikit tentunya bagi seorang seniman. Dan uniknya, hampir semuanya merupakan lagu-lagu cinta yang bertema patah hati. Ya, hampir semua.
Tema percintaan beliau pilih karena tema ini sangat mudah diterima oleh masyarakat. Hal-hal terkait cinta memang selalu renyah untuk didendangkan. Siapa sih yang gak punya kisah cinta? Aku, kamu, kalian, semua orang pasti punya kisah cintanya sendiri. Mulai yang bahagia saat bersama-sama sampai perpisahan pasti sangat membekas. Inilah yang sering menghiasi lirik-lirik lagu Didi Kempot. Bahasa Jawa yang beliau gunakan adalah tingkatan bahasa yang umum digunakan masyarakat. Gak terlalu halus juga gak terlalu kasar. Sehingga semua kalangan memahami lagu-lagu beliau. Kombinasi tema percintaan dan bahasa yang mudah dipahami menjadikan lagu-lagu Didi Kempot sangat dekat dengan masyarakat.
...
Lirik lagu Didi Kempot kebanyakan menggambarkan patah hati, dan kesedihan karena pasangan. Banyak lagu jenis ini dibawakan dengan mendayu-dayu, penuh emosi dan kesedihan. Tapi Didi Kempot mengkombinasikannya dengan musik yang asyik untuk dibuat joget. Ya, lirik penuh nelangsa tapi musik yang enak dibuat jogetan. Lagu-lagu Didi Kempot pada akhirnya jadi cara yang asyik untuk merayakan kesedihan dan putus cinta. Alih-alih meratapi nasib, tapi lagu didi kempot mengajak kita untuk merayakan kesedihan dengan jogetan.
Lewat lagunya, Didi Kempot seakan ingin memberikan pesan dan mengajari para pendengarnya bagaimana menyikapi sebuah kesedihan. Sedih adalah manusiawi, putus cinta itu lumrah, semua orang merasakannya. Tapi gak usah terlalu larut. Ayoklah kita joget, meluapkan emosi lewat berdendang, lalu kemudian bangkit dan bahagia.
Mengutip pendapat seseorang, Didi Kempot selain digelari Bapaknya Patah Hati tapi juga patut kita gelari Bapak Kesehatan Mental. Hal ini sangat pantas beliau sandang, karena lewat lagunya kita belajar untuk berdamai dengan kesedihan dan patah hati. Dengan begini, diri kita tetap seimbang, tetap sehat, tidak depresi atau terlalu larut dalam hal-hal kesedihan.
Mas Mamiek pernah bilang "Kata bapak kita harus siap menghadapi realita. Seneng itu gak lama, sedih itu gak lama. Kenapa kita harus terbuai dengan satu situasi?"
...
Pada 5 Mei 2020, Didi Kempot berpulang. Meninggalkan kita semua, sobat ambyar, dengan semua karya-karya hebatnya.
Komentar
Posting Komentar